Program BK

A. LATAR BELAKANG
Kegiatan administratif manajemen tidak berakhir setelah perencanaan tersusun. Kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan perencanaan itu secara operasional. Salah satu kegiatan administratif manajemen dalam pelaksanaan suatu rencana disebut organisasi atau pengorganisasian. Organisasi adalah system kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Pengorganisasian secara harfiah berarti membuat sesuatu menjadi organis, artinya menetapkan hubungan-hubungan operatif antara seluruh komponen agar terdapat keselarasan usaha.
Pengorganisasian disini sangatlah penting dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling disekolah, karena organisasi yang baik dan teratur dapat menciptakan hubungan administrative yang jelas dan tegas antara pihak bersangkutan tergabung dalam staf bimbingan dan konseling disekolah, disamping itu setiap anggota staf bimbingan dan konseling dapat memahami tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenangnyadidalam seluruh layanan bimbingan dan konseling disekolah, serta setiap petugas bimbingan dan konseling menyadari perannya, dan bentuk-bentuk hubungan kerjasama dengan petugas lain dalam melakasanakan tugas-tugasnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan makalah ini, adapun rumusan masalah yang mendasar yaitu :
1. Bagaimanakah struktur organisasi dan program BK/BP?
2. Apa saja prinsip-prinsip dan pola organisasi BK?
3. Bagaimanakah seorang konselor disuatu sekolah menyusun perencanaan program kegiatan BK?
4. Sebutkan komponen-komponen program BK!
5. Sebutkan ciri-ciri program BK yang baik!

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui struktur organisasi dan pola program BK
2. Untuk memperoleh informasi lebih terkait prinsip-prinsip dan pola program BK
3. Mengetahui bagaimana cara menyusun perencanaan program kegiatan BK
4. Untuk menambah pengetahuan tentang komponen-komponen apa saja yang menyusun program Bk
5. Untuk memahami ciri-ciri program BK yang baik

D. BATASAN MASLAH
Ruang lingkup permasalahan dalam penulisan makalah ini seputar struktur dan pola program BK disuatu institusi pendidikan formal sebagai acuan dasar tambahan informasi lebih bagi seorang konselor, namun dirasa sangat luasnya pembahasan persoalan tersebut, sehingga penulis memberikan batasan masalah pada penulisan makalah ini. penulis menggali informasi seputar pengetahuan BK yang menggunakan obyek penelitian Madrasah Aliyah Negri Sidoarjo, sehingga penulis mencoba mengkoparasikan antara teori-teori yang ada terkait struktur dan pola program BK dengan faktualitas pelksanaanya di MAN Sidoarjo.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung.
Layanan bimbingan dan konseling disekolah atau madrasah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok, dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.

A. STRUKTUR ORGANISASI DAN POLA PROGRAM BK

Garis Komando
Garis Koordinasi
Garis Konsulatasi

Keterangan:
a. Kepala Sekolah = Adalah penanggung jawab pelaksaaan teknis bimbingan dan konseling disekolahnya.
b. Koordinator BK/Guru = Adalah pelaksana utama yang mengkoordinasi pembimbing semua kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling disekolah.
c. Guru Mata Pelajaran = Guru Mata Pelajaran dan pelatih adalah pelaksana pengajaran dan pelatihan serta bertanggung jawab memberikan informasi tentang peserta didik untuk kepentingan bimbingan dan konseling.
d. Wali Kelas/Guru Pembina = Adalah guru yang diberi tugas khusus disamping mengajar untuk mengelola status kelas siswa tertentu dan bertanggung jawab membantu kegiatan bimbingan dan konselina dikelasnya.
e. Peserta Didik/Siswa = Adalah peserta didik atau siswa yang berhak memerima pengajaran, pelatihan, dan pelayanan bimbingan dan konseling.
f. Tata Usaha = Adalah pembantu kepala sekolah dalam penyelenggaraan administrasi bimbingan dan konseling.
g. Komite Sekolah = Adalah Badan mandiri yang mewadai peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan disatuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.
Agar kegiatan bimbingan dan penyuluhan disekolah dapat berhasil dengan baik, maka perlu disusun atau dibuat program yang sebaik-baiknya. Suatu program bimbingan disekolah harus menunjuk dengan jelas: dasar umum, program jangka panjang, program jangka pendek, program umum, program khusus, prosedur kerja, personalia, program bimbingan dan penyuluhan, perlengkapan/fasilitas,pembelajaran dan sebagainya.
Program khusus dari seluruh progrsm bimbingan antara lain meliputi: a) program testing, b) program orientasi, c) program pengumpulan data, d) program counseling, e) program penempatan dan f) program follow-up/evaluasi.
a) Program testing
Program testing ini didasarkan pada prinsip:
1) Bahwa setiap anak akan belajar dan bekerja sesuai dengan kapasitas masing-masing. Kapasitas ini harus diketahui oleh sekolah agar murid dapat mencapai hasil yang maksimal dalam kegiatan belajarnya.
2) Ada perbedaan individual antara murid-murid dalam aspek-aspek bakat (aptitude), kecakapan (achievement), kecerdasan (intelegent), sikap (attitude), dan minat (interest).
3) Guru akan menghadapi murid-murid yang relative berbeda dari tahun ketahun.
Adapun tujuan dari program testing ini adalah:
• Untuk keperluan seleksi yaitu untuk mendapatkan murid-murid yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan tuntutan sekolah.
• Untuk penempatan murid-murid sesuai dengan kemampuannya masing-masing dalam program pendidikan pada umumnya.
• Untuk palaksanaan kegiatan bimbingan sehari-hari.
b) Program orientasi
Tujuan program orientasi ini adalah untuk memberikan informasi kepada murid-murid tentang kegiatan pendidikan dan situasi pendidikan yang ditempuhnya.
Pelaksanaan program orientasi ini dapat dilaksanakan dengan mempergunakan teknik-teknik antara lain: ceramah, diskusi, observasi, demonstrasi, rekreasi, pertemuan, karya wisata, program homeroom, dan sebagainya.
c) Program pengumpulan data
Tujuan program ini adalah untuk memperoleh keterangan-keterangan atau informasi tentang murid-murid selengkap mungkin.
d) Program counseling (penyuluhan)
Tujuan program ini adalah untuk memberikan bantuan berupa penyuluhan kepada individu atau murid-murid yang mengalami kesulitan-kesulitan pribadi. Kesulitan pribadi tersebut antara lain kesulitan yang berhubungan dengan masalah sekolah, rumah atau keluarga, masyarakat, masa depan, penggunaan waktu senggang, keuangan, perkembangan, kesehatan, persahabatan, dan sebagainya.
e) Program penempatan (placement)
Tujuan program ini adalah membantu murid-murid agar berada dan menempati posisi yang tepat sesuai dengan keadaan dirinya. Baik yang menyangkut bakat, potensi, pribadi, kecakapan, jasmani, kesehatan dan sebagainya.
f) Program follow-up dan evaluasi
Program ini didasarkan pada prinsip bahwa sekolah tetap mempunyai tanggung jawab terhadap berhasil tidaknya murid-murid yang telah menamatkan sekolahnya dalam masyarakat.

B. PRINSIP DAN POLA ORGANISASI BK
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling sangatlah penting untuk diketahui dan difahami secara benar dan mendasar, karena secara tidak langsung akan dapat menghindarkan diri dari kesalahan dan penyimpangan-penyimpangan dalam pratik pemberian layanan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip tersebut dapat ditinjau dari prinsip-prinsip secara umum, dan prinsip-prinsip khusus. Prinsip-prinsip khusus adalah prinsip-prinsip bimbingan yang berkenaan dengan sasaran layanan, prinsip yang berkenaan dengan permasalahn individu, prinsip yang berkenaan dengan program layanan, dan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan pelaksanaan layanan.
1. Prinsip-prinsip umum
a. Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu, perlulah diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet.
b. Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individual daripada individu-individu yang dibimbing, ialah untuk memberikan bimbingan yang tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan.
c. Bimbingan harus berpusat pada individu.
d. Masalah yang tidak dapat diselesaikan disekolah harus diserahkan kepada individu atau lembaga yang mampu dan berwenang melakukannya.
e. Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang dibimbing.
f. Bimbingan harus feksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat.
g. Program bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan disekolah yang bersangkutan.
h. Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan sanggup bekerjasama dengan para pembantunya serta dapat dan bersedia menggunakan sumber-sumber yang berguna diluar sekolah.
i. Terhadap program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian teratur untuk mengetahui ampai dimana hasil dan manfaat yang diperoleh serta penyesuaian antara pelaksanaan dan rencana yang dirumuskan terdahulu.

2. Prinsip-prinsip khusus
I. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan, yaitu:
a) Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status social ekonomi.
b) Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis
c) Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangan individu
d) Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
II. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu, yaitu:
a) Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap peyesuaian dirinya dirumah, disekolah serta dalam kaitannya dengan kontrak social dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental/fisik individu.
b) Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan factor timbulnya masalah pada individu dan kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan.
III. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program layanan, yaitu:
a) Bimbingan dan konseling merupakan begian integral dari pendidikan dan pengembangan individu, karena itu program bimbingan harus disesuaikan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
b) Bimbingan dan konseling harus feksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga,
c) Program bimbingan dan konseling harus disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi.
d) Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu adanya penilaian yang teratur dan terarah.
IV. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan pelaksanaan layanan. Yaitu:
a) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan
b) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan hendak dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain.
c) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
d) Kerjasama antara pembimbing, guru, dan orang tua yang amat menentukan hasil pelayanan bimbingan.
Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlihat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.

C. PERENCANAAN PROGRAN DAN KEGIATAN BK
a) Perencanaan Kegiatan
1. Perencanaan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling mengacu pada program tahunan yang telah dijabarkan ke dalam program semesteran, bulanan serta mingguan.
2. Perencanaan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling harian yang merupakan jabaran dari program mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG yang masing-masing memuat: (a) sasaran layanan/kegiatan pendukung; (b) substansi layanan/kegiatan pendukung; (c) jenis layanan/kegiatan pendukung, serta alat bantuyang digunakan; (d) pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan pihak-pihak yang terlibat; (d) waktu dan tempat.
3. Rencana kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling mingguan meliputi kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yang menjadi tanggung jawab konselor.
4. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.
5. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam satu minggu minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di sekolah/ madrasah.
b) Pelaksanaan Kegiatan
Bersama pendidik dan personil sekolah/madrasah lainnya, konselor berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pengembangan diri yang bersifat rutin, insidental dan keteladanan. Program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang direncanakan dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait.
1) Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Bimbingan dan Konseling
a. Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah: Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal.
Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus.
b. Di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah: Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan orientasi, Bimbingan dan Konseling perorangan,, bimbingan kelompok, Bimbingan dan Konseling kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas. Satu kali kegiatan layanan/pendukung Bimbingan dan Konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam kelas. Kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah. Kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program (LAPELPROG). Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling di dalam kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor dengan persetujuan pimpinan sekolah/madrasah. Program pelayanan Bimbingan dan Konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah.
c) Penilaian Kegiatan
1. Penilaian hasil kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dilakukan melalui: Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan/kegiatan terhadap peserta didik. Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling terhadap peserta didik.
2. Penilaian proses kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dilakukan melalui analisis terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam SATLAN dan SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan.
Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006 7
3. Hasil penilaian kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dicantumkan dalam LAPELPROG
4. Hasil kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling secara keseluruhan dalam satu semester untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.
d) Pelaksana kegiatan
1. Pelaksana kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling adalah konselor sekolah/madrasah.
2. Konselor pelaksana kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling disekolah/madrasah wajib Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan profesional Bimbingan dan Konseling. Merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada pihak-pihak terkait, terutama peserta didik, pimpinan sekolah/ madrasah, sejawat pendidik, dan orang tua. Melaksanakan tugas pelayanan profesional Bimbingan dan Konseling yang setiap kali dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan, terutama pimpinan sekolah/madrasah, orang tua, dan peserta didik. Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan kegiatan pelayanan profesional Bimbingan dan Konseling. Mengembangkan kemampuan profesional Bimbingan dan Konseling secara berkelanjutan.
3. Beban tugas wajib konselor ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidik lainnya di sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
4. Pelaksana pelayanan Bimbingan dan Konseling Pelaksana pelayanan Bimbingan dan Konseling di SD/MI/SDLB pada dasarnya adalah guru kelas yang melaksanakan layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, dan penguasaan konten dengan menginfusikan materi layanan tersebut ke dalam pembelajaran, serta untuk peserta didik Kelas IV, V, dan VI dapat diselenggarakan layanan Bimbingan dan Konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan Bimbingan dan Konseling kelompok. Pada satu SD/MI/SDLB atau sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat seorang konselor untuk menyelenggarakan pelayanan Bimbingan dan Konseling. Pada satu SMP /MTs /SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dapat diangkat sejumlah konselor dengan rasio seorang konselor untuk 150 orang peserta didik.
e) Pengawasan kegiatan
1. Kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah/madrasah dipantau, dievaluasi, dan dibina melalui kegiatan pengawasan.
2. Pengawasan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dilakukan secara: interen, oleh kepala sekolah/madrasah. Dan eksteren, oleh pengawas sekolah/madrasah bidang Bimbingan dan Konseling.
Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006 8
3. Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional konselor dan implementasi kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang menjadi kewajiban dan tugas konselor di sekolah/madrasah.
4. Pengawasan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.
5. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah/madrasah.
Pelayanan bimbingan dan konseling disekolah dan madrasah terlaksana melalui sejumlah kegiatan bimbingan. Kegiatan – kegiatan tersebut diselenggarakan melalui suatu program bimbingan (guidance program). Dan secara umum program bimbingan merupakan suatu rancangan atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
Berdasarkan makna program secara umum di atas, dapat di susun rumusan program bimbingan dan konseling sebagai berikut : suatu rangkaian kegiatan bimbingan dan konseling yang tersusun secara sistematis, terencana, teroganisasi, dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu.
Dalam menyusun rencana program bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah, harus melibatkan berbagai pihak terkait (stakeholders) seperti kepala sekolah, guru BK, para guru, tenaga administrasi, orang tua, siswa, komite sekolah, dan tokoh masyarakat. Keterlibatan pihak- pihak di atas mengingat manfaat layanan BK di seekolah tidak saja akan dirasakan pihak sekolah dan madrasah dalam hal ini siswa tetapi juga oleh para orang tua dan masyarakat.
Berkenaan dengan perencanaan program BK di sekolah dan madrasah, perlu dilakukan dan dipersiapan hal – hal sebagai berikut :
1) Studi Kelayakan.
Studi kelayakan merupakan refleksi tentang alasan- alasan mengapa diperlukan suatu program bimbingan. Studi kelayakan juga perlu di lakukan untuk melihat program mana yang lebih layak untuk dilaksanakan dalam bentuk layanan bimbingan terhadap siswa. Dan dari hasil studi kelayakan akan diperoleh kesimpulan bidang-bidang atau lingkup bimbingan mana yang layak untuk di tuangkan dalam bentuk program bimbingan dan koseling. Adapun studi kelayakan ini dilakukan sebelum penyusunan program dilakukan.
2) Penyusunan Program Bimbingan.
Penyusunan program bimbingan dapat dikerjakan oleh tenaga ahli bimbingan atau guru BK atau konselor sekolah dan madrasah atau koordinator BK penyusunan program bimbingan harus merujuk kepada kebutuhan sekolah dan madrasah secara umum dan lingkup layanan bimbingan konseling di sekolah dan madrasah.

Dalam menyusun rencana program BK, harus diperhatikan hal – hal sebagai berikut:
 Pola dasar mana yang sebaiknya di pegang dan strategi mana yang paling tepat untuk diterapkan.
 Bidang – bidang atau lingkup bimbingan mana yang perlu diperioritaskan.
 Bidang – bidang atau jenis layanan mana yang sesuai untuk melayani kebutuhan para siswa.
 Keseimbangan yang wajar antara pelayanan bimbingan secara kelompok dan secara individual.
 Pengaturan pelayanan konsultasi.
 Cara mengadakan evaluasi program.
 Pelayanan rutin dan pelayanan insidental.
 Tingkatan – tingkatan kelas yang akan mendapat layanan- layanan bimbingan tertentu.
 Petunjuk- petunjuk atau instruksi- instruksi yag diberikan oleh instansi yang berwenang dan sebagainya.
Penyusunan program BK merupakan tindak lanjut dari studi kelayakan, oleh sebab itu bisa dilaksanakan pada awal tahun ajaran atau setelah program semester berakhir.
3) Penyediaan Sarana Fisik dan Teknis.
Program BK perlu di dukung oleh srana fisik dan teknis. Sarana fisik adalah semua peralatan atau perlengkapan yang dibutuhkan dalam rangka penyusunan program BK seperti:ruang kerja tenaga bimbingan, ruang kerja guru BK beserta peralatannya sseperti : almari data, perpustakaan BK, ruang tata usaha BK dan lain- lain.
4) Penentuan Sarana Personil dan Pembagian Tugas.
Adapun sarana personil dalam penyusunan rencana program BK adalah orang – orang yang akan dilibatkan dalam penyusunan program Bk dan mereka akan diberi tugas apa. Diantaranya yakni; konselor, kepala sekolah, guru mata pelajaran, pegawai administrasi, dan lain sebagainya.
5) Kegiatan- kegiatan Penunjang.
Dalam penyusuna rencana program BK di sekolah dan madrasah diperlukan kegiatan-kegiata pendukkung terutama pertemuan staf bimbingan dan hubungan dengan masyarakat atau instansi lain yang terkait dengan rencana program BK yang akan di susun. Misalnya rencana penyusunan program BK yang berkenaan dengan bidang karir, bisa melibatkan lembaga-lembaga karir tertentu dan sebagainya.

D. KOMPONEN-KOMPONEN PROGRAM BK
a. Paradigma, Visi, dan Misi
1) Paradigma
Paradigma Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam bingkai budaya. Artinya, pelayanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang dikemas dalam kaji-terapan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang diwarnai oleh budaya lingkungan peserta didik.
2) Visi
Visi pelayanan Bimbingan dan Konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
3) Misi
Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan masa depan.
Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/ madrasah, keluarga dan masyarakat.
Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.
b. Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan social yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
c. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya.
Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.
Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
d. Kegiatan Pendukung
Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.
Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.
Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006 4
Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau keluarganya.
Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.
Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.
e. Format Kegiatan
Individual, yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling yang melayani peserta didik secara perorangan.
Kelompok, yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling yang melayani sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
Klasikal, yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling yang melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas.
Lapangan, yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling yang melayani seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.
Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.
f. Program Pelayanan
1. Jenis Program
Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari
Program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) Bimbingan dan Konseling.
2. Penyusunan Program
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi.
Substansi program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas konselor.

E. CIRI-CIRI PROGRAM BK YANG BAIK
Adapun ciri-ciri program BK yang baik sebagai berikut :
Untuk tercapainya suatu program bimbingan yang baik, harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut :
1. program bimbingan hendaknya merupakan usaha bersama dan perkembangannya dilakukan setahap demi setahap.
2. program bimbingan harus mempunyai tujuan yang ideal dan cara pelaksanaan hendaknya realistis.
3. program bimbingan hendaknya mendorong komunikasi yang terus menerus antara anggota semua staf dari sekolah yang bersangkutan.
4. program bimbingan hendaknya mempunyai fasilitas-fasilitas yang khusus.
5. program bimbingan hendaknya saling berhubungan dengan program pendidikan dan pengajaran.
6. program bimbingan hendaknya diberikan kepada semua murid.
7. program bimbingan hendaknya menjalankan peranan yang penting dalam hubungan dengan masyarakat.
8. program bimbingan hendaknya memberikan kesempatan untuk melaksanakan penilaian terhadap diri sendiri.
9. program bimbingan hendaknya menjamin keseimbangan penerimaan pelajaran bimbingan dalam hal :
a. pelajaran kelompok dan individual
b. pelajaran oleh berbagai jenispetugas bimbingan
c. studi individual danpenyuluhan individual
d. penggunaan teknik alat pengumpul data yang subyektif dan obyekyif
e. pemberian jenis-jenis bimbingan
f. penyuluhan secara umum dan penyuluhan secara khusus
g. pemberian bimbingan tentang berbagai program sekolah
h. penggunaan sumber disekolah dan diluar sekolah
i. kebutuhan individual dan masyarakat
j. kesempatan untuk berfikir. Merasa, dan berbuat.

selain itu terdapat pada referensi lain yang menjelaskan tentang ciri-ciri program BK yang baik yang diketahui dari cirri-ciri sekolah tertentu, seperti tersebut dibwah ini :
Ciri-ciri evaluatif eksternal
1. Rasio konselor : siswa adalah seorang konselor full-time menangani 250 – 300 siswa.
2. Konselor minimal berpendidikan sarjana S1 bimbingan dan konseling.
3. Catatan-catatan tentang siswa tersedia dan dapat digunakan dengan segera, sehingga memungkinkan guru dan konselor memahami dan membantu mereka. Catatan tersebut tidak hanya digunakan untuk studi demografi, melainkan juga untuk (1) membantu siswa dalam memperoleh pemahaman diri sehingga mereka dapat mengambil suatu keputusan secara tepat, (2) memudahkan guru, konselor, dan orangtua memahami siswa, sehingga program pendidikan dapat diadaptasikan dengan kebutuhan setiap anak dan sesuai dengan perkembangan mereka masing-masing.
4. Material-material informasional harus tersedia dan dapat di-acess. Hal ini berarti bahwa material yang up-to-date harus tersedia yang menggambarkan adanya ciri-ciri perubahan mutakhir dari kesempatan pendidikan dan jabatan.
5. Data hasil pengukuran tentang anak harus tersedia dan digunakan oleh personil sekolah untuk membantu anak sehubungan dengan penyesuaian, perencanaan dan perkembangan mereka secara individual.
6. Personil harus berorientasikan pada evaluasi diri dan pengalaman.
7. Program bimbingan yang efektif tidak dimaksudkan untuk satu tingkatan kelas atau satu tingkatan sekolah saja, melainkan untuk keseluruhan perkembangan karier anak secara individual.
8. Fasilitas fisik yang memadai tersedia bagi bimbingan.
9. Adanya dukungan finansial yang memadai. Berapakah yang ideal? Tahun 80-an, di Amerika sekitar $125 sampai $150 per anak per tahun (proyeksikan untuk Indonesia sekarang).

Ciri-ciri evaluatif internal
1. Program bimbingan dihargai oleh orang lain atas dasar kebutuhan anak. Sukses atau gagalkah program bimbingan memenuhi kebutuhan anak? Kebutuhan diartikan sebagai keadaan kurang sesuatu yang diperlukan untuk kesejahteraan organisme atau untuk memudahkan orang bertingkahlaku.
2. Program bimbingan melaksanakan fungsi-fungsi korektif, preventif, dan developmental secara seimbang.
3. Kualitas program merupakan sesuatu yang berarah-tujuan. Komponen program, konseling misalnya, tidak berhenti pada konseling itu sendiri, tetapi harus dapat ditarik benang merahnya menuju ke arah sasaran utama. Begitu juga dengan komponen program lainnya.
4. Keseimbangan merupakan kualitas esensial dari program bimbingan yang baik. Program bimbingan yang efektif harus dapat menjaga dari kemungkinan timbulnya ketidakseimbangan yang seringkali ditemukan dalam program yang tidak efektif yang disebabkan oleh (1) personil yang hanya tertarik ke satu program saja, (2) personil yang mencoba untuk menarik keuntungan bagi dirinya sendiri, (3) pertumbuhan yang cepat dari program.
5. Stabilitas program –kemampuan untuk menyesuaikan kekurangan personil tanpa mengalami kekurangan efektivitas— secara langsung berhubungan dengan kualitas program.
6. Organisasi yang fleksibel.
7. Staf yang memiliki pengakuan dan penghargaan yang tinggi secara moral dan dapat bekerjasama dengan baik.
8. Personil yang baik menghindari jawaban yang cepat dan menghadapi realita bahwa bimbingan memiliki kawasan kerja yang luas.
9. Konselor memahami peran dan fungsinya secara tepat
10. Siswa tidak memandang remeh terhadap konselor sekolah.
11. Program bimbingan dibawah kepemimpinan seorang yang telah dipersiapkan dengan matang.

BAB III
ANALISIS DATA

A. TEKNIK ANALISIS DATA
Dalam sebuah penelitian apapun didalamnya pasti terdapat analisis data, begitu juga dengan penelitian yang dilakuka oleh penulis dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah BP di Madrasah, walapun bukan penelitian sesungguhnya tetapi penulis mencobamembut laporan sejenis dengan penelitian yang awalnya berangkat dari adanya sebuah permasalahan. Data yang diperoleh dalam makalah yang penulis sajikan ini melalui metide pengumulan data diantaranya; penulis melakukan wawancara dan observasi secara langsung pada obyek yang diteliti. Wawancara atau sering disebut dengan interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai tentang suatu permasalahan yang diangkat sebagai sebuah penelitian. Sedangkan metode observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek penelitian dengan menggunakan keseluruhan alat indra. Interview yang dilakukan penulis termasuk wawancara yang tidak terstruktur, karena penulis hanya menggunakan silabus saja sebagai pedoman menyusun pertanyaan yang diajukan. Interview dilakukan langsung dengan Drs.SUPA’AT selaku koordinator BP dan guru sejawat lainnya. Untuk observasi dalam penelitian ini terwujud dalam pengumpulan data yang berupa file-file yang dibutuhkan, peneliti mengamati dengan cermat data terkait dengn struktur organisasi BP di MAN Sidoarjo.
Dari hasil wawancara dan observasi yang telh dilkukan peneliti dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan dan pengolahan BP/BK di MAN Sidoarjo mendekati nilai sesuai dengan teori yang selama ini peneliti telah pelajari. Penerapan 4 layanan BK telah terlaksana dengan baik. Program kerja BK disana sudah ada dan terstruktur sesuai yang diharapkan teori yang ada. Namun tetap ada kekurangan didalamnya, yaitu diantaranya kurangnya tenag guru yang sesuai dengan faknya, dengan kat lain diMAN Sidoarjo hanya ada beberapa guru yang mempunyai ijasah khusus konseling, penerapannya jumlah guru konseling murni yang minim dalam kinerjanya dibantu oleh guru mata pelajaran. Jumlah guru BP 7 orang, 3 orang yang murni guru BP sisanya adlah guru bidang study. Secara jelas gambaran BK di MAN Sidoarjo akan dijelaskan berikutnya dari data yang diperoleh peneliti.

B. LAMPIRAN DATA PENELITIAN LAPANGAN
Adapun data yang diperoleh peneliti dari obyek teliti MAN Sidoarjo adalah sebagai berikut :
1. VISI dan MISI BK MAN Sidoarjo
VISI bimbingan dan konseing : terwujudnya perkembangan diri dan kemandirian secara optimal dengan hakikat kemanusiaanya sebagai hamba Tuhan YME, sebagai makhluk individu dan sosial dalam berhubungan dengan manusia dan alam semesta.
MISI bimbingan dan konseling :
Menunjang perkembngan diri dan kemandirian siswa untuk dapat menjalani kehidupan sehari-hari sebagai siswa secara efektif, kreatif dan dinamis serta memiliki kecakapan hidup untuk masa depan karir dalam :
• Beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME
• Pemahaman perkembangan diri dan lingkungan
• Pengarahan diri kearah dimensi yang spiritual
• Pengambilan keputusan berdasarkan IQ,EQ, dan SQ
• Pengaktualisasian diri secara optimal
2. 4 Bidang pelayanan bimbingan siswa MAN Sidoarjo
BP diMAN Sidoarjo untuk pelayanan konseling telah sesuai dengan teori yang ada dalan penerapannya, BP diMAN sidoarjo telah menerapkan 4 bidang layanan yaitu diantaranya :
1. Bimbingan pribadi siswa MAN
• Pemantapan sikap dan kebiasaan serta wawasan dalam beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa
• Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangan untuk kegiatan yang kreatif dan produktif
• Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha penanggulangannya
• Pemantapan kemampuan dan mengambil keputusan
• Pengembangan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya
• Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat baik secara rohaniah maupun jasmaniah
2. Bimbingan sosial siswa MAN
• Pemantapan kemamouan berkomunikasi baik pesan maupun tulisan secara efektif
• Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatuf dan produktif
• Pemantapan kemampuan dalam beriskap dalam berhubungan sosial baik dirumah, disekolah, tempat bekerja maupun dalam masyarakat
• Pemantapan kemampuan pengembangan kecerdasan emosi dalam hubungannya yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya baik dilingkungan sekolah yang sama maupun luar sekolah
• Pemantapan pemahaman tentang peraturan , kondisi sekolah dan upaya pelaksanaannya secara dinamis serta bertanggung jawab
• Orientasi tentang hidup berkeluarga
3. Bimbingan belajar siswa MAN
• Pemahamn sikap, kebiasaan dan ketrampilan belajar yang efektif, efisien dan produktif dengan sumber belajar yang lebih bervariasi
• Pemantapan belajar dan disiplin berlatih baik secara mandiri maupun kelompok
• Pemantapan penguasaaan materi program disekolah lanjutan tingkat atas sesuai perkembngan ilmu dan teknologi dan kesenian
• Pemahamn dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya yang ada disekolah, lingkungan sekitar danmasyarakat secara luas
• Orientasi belajar untuk tambahan pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi
4. Bimbingan karir siswa MAN
• Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecendrungan karir yang hendak dikembangkan
• Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya, khususnya karir yang hendak dikembangkan
• Pemantapan pengembangan diri berdasarkan IQ,EQ,SQ untuk pengambilan keputusan pemilihan karir sesuai potensi yang dimilikinya
• Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kepentingan hidup

3. Tugas-tugas perkembangan siswa MAN Sidoarjo
• Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME
• Mencapai kematangan dalam hubungan antar teman sebaya, serta peranannya sebagai ria dan wanita
• Mencapai kematangan pertumbuhan jasmani sehat
• Mengembangkan penguasan ilmu, teknilogi dan seni sesuai dengan program kurikulum da persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggisera berperan dalam kehidupan bermasyarakat yang lebih luas
• Mencapai kematangan dalam pilihan karir
• Mencapai kematangan dalam gambaran sikap tentang kehidupan mandiri baik secara emosional, sosial, intelektual, dan ekonomi
• Mencapai kematangan gambran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara
• Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual, sert apresiasi seni
• Mencapai kematangan dalam etika sistem dan nilai

4. Matriks tugas-tugas perkembangan siswa MAN Sidoarjo

5. truktur organisasi BK/BP MAN Sidoarjo

9 Komentar (+add yours?)

  1. layla
    Jan 26, 2010 @ 03:01:51

    saya butuh gambar pola-polanya…………..

    Balas

  2. mamik
    Mar 24, 2010 @ 03:13:13

    mbak saya butuh makalah yang berjudul evaluasi progaram BK

    Balas

  3. NURUL
    Apr 14, 2010 @ 11:32:22

    MBAK TOLONG SAYA DIKIRIMI CONTOH PROGRAMBK JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK ? TRIMAKASIH

    Balas

  4. NURUL
    Apr 14, 2010 @ 11:34:59

    YA …..? SEBELUMNYA TRIMAKASIH BUANYAK. TAPI KLO BISA TOLONG CARIKAN SECEPATNYA YA MBA’?

    Balas

  5. Sri Maryatun
    Mei 19, 2010 @ 08:36:14

    Zulfa wibowo
    Zulfa2_ wibowo @ yaho.co.id

    Balas

  6. zulmi
    Jul 12, 2010 @ 10:10:21

    mbak ada artikel g tentang awal pemahaman karir bagi seorang anak! terima kasih sebelumnya

    Balas

  7. sa'di
    Agu 09, 2010 @ 23:44:16

    trims

    Balas

Tinggalkan Balasan ke Qurrota A'yun Batalkan balasan