IMPROVE YOURSELF
Tuhan menciptakan manusia dengan penuh keajaiban. Dia memberikan anugerah yang maha dahsyat kepada makhluk yang bernama manusia. Adalah akal, yang mampu membuat manusia menjadi makhluk yang paling tinggi derajatnya diantara makhluk lainnya, yang bisa melakukan apa saja yang ia kehendaki dengan segala potensi yang dimilikinya. Manusia dianugerahi pertimbangan akal, dia hidup karena menyadari dirinya sendiri, dia memiliki kesadaran akan dirinya sendiri, sesamanya, masa lampaunya, dan kemungkinan masa depannya. Tapi sudahkah manusia benar-benar memanfaatkannya dengan jalan menggali potensi dalam dirinya? Untuk kemudian menemukan potensi tersebut dan terus mengembangkannya?
Sebagai manusia, tidak sedikit diantara kita yang masih buta akan potensi yang kita miliki. Bila telah menggali dan menemukan potensi diri, pun tak sedikit yang enggan mengembangkannya lantaran kita terlalu cepat merasa puas dengan apa yang ada pada diri kita. Nrimo (Indonesia: menerima apa adanya) dijadikan dalih untuk menutupi kemalasan dan keengganan kita untuk terus mengembangkan diri. Memang ada saatnya kita diharuskan merasa puas dengan apa yang kita miliki dalam rangka mensyukuri nikmat Tuhan. Namun apakah cukup dengan merasa puas? Lantas bagaimana manifestasi dari rasa syukur kita atas segala potensi yang diberikan-Nya kepada kita? Mungkin pengembangan potensi diri ini merupakan salah satu manifestasi dari rasa syukur kita kepada-Nya.
Pengembangan diri berarti mengembangkan bakat yang dimiliki, mewujudkan impian-impian, meningkatkan rasa percaya diri, menjadi kuat dalam menghadapi cobaan, dan menjalin hubungan yang baik dengan sesamanya. Hal ini dapat dicapai melalui upaya belajar dari pengalaman, mau menerima saran ataupun kritik dari orang lain sebagai upaya refleksi atas diri kita dan kemudian berusaha merubahnya sedikit demi sedikit, melatih kepekaan individu maupun sosial, memupuk kesadaran, dan mempercayai suara hati. Perkembangan manusai bukan terjadi dengan sendirinya melainkan melalui hubungan dan pergaulan dengan manusia-manusia lain, yaitu interaksi. Setiap manusia akan memasuki suatu tahap menjadi seorang yang produktif sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk mengatakan bahwa “beginilah aku apa adanya” tanpa dibarengi usaha untuk terus menggali potensi diri kita.
Hilangkan segala rasa takut dan ragu. Manusia mempunyai keperluan dan ketakutan, tetapi kelemahan bukan hal yang mengerikan. Itu sama sekali bukan kutukan kalau kita mau menerimanya. Kesulitan dimulai ketika kita membenci diri sendiri karena adanya kelemahan pada diri kita. Kebencian pada diri sendiri inilah yang merusak dari dalam yang mengalahkan kita sebelum mulai bergerak maju. Kita kurang menyadari bahwa hakikat kebebasan yang terutama dalam hidup ini sebenarnya adalah bebas dari rasa takut. Misalnya takut gagal, takut bersalah, takut melangkah, takut ditolak, takut bergaul, bahkan takut mati. Perasaan takut seperti ini dapat membelenggu hidup kita secara lahiriah dan terlebih secara bathiniah. Bahkan pada tingkatan yang lebih tinggi, rasa takut yang berlebihan akan menjadi penyakit jiwa (phobia). Semua bentuk rasa takut diakibatkan oleh trauma yang pernah kita alami dalam mengalami kehidupan. Untuk dapat memperoleh kemerdekaan sejati dan bebas dari perasaan serba takut, kita harus berdamai dengan trauma masa lalu kita. Artinya, memiliki sikap realistis, tidak perfeksionis (karena semua manusia di dunia ini tidak sempurna), meningkatkan kemampuan spiritual sehingga lebih memiliki kepasrahan dengan menyadari bahwa kita tidak memiliki hak sepenuhnya terhadap kelangsungan hidup kita serta memiliki sense of experiencing (tidak menyerah sebelum mencoba). Manusia yang berbahagia adalah mereka yang terbebas dari rasa takut. Kalau kita terus-menerus dijajah oleh rasa takut, kelangsungan hidup dan karir kita akan berjalan di tempat alias stagnan (mandeg). Dan apabila kita tidak berusaha memperoleh kebebasan, kita akan selalu memiliki perasaan insecure (merasa selalu dalam ancaman). Kalau kita mempelajari perjalanan tokoh-tokoh sukses, hampir semuanya adalah mereka yang selalu berjuang di garis depan dan memiliki mental penakluk. Semua pemenang sejati dalam sejarah hidupnya mempunyai sikap positif. Selalu bersikap positif sepanjang waktu memang bukan hal yang mudah. Inilah salah satu alasan mengapa orang sukses selalu menjadi golongan minoritas. Mereka yang bersikap positif dan bermental conqueror selalu menyatakan “the pessimist sees difficulty in every opportunity, but the optimist sees the opportunity in every difficulty”.
Perlu diingat pula, jangan pernah menunda untuk melakukan sesuatu. Janganlah kita dikendalikan oleh waktu, akan tetapi kita harus dapat melakukan hal-hal yang berarti dalam hidup kita dalam kurun waktu tertentu. Susun batasan waktu dengan tegas guna menghindari rasa bosan dan jenuh karena kebosanan dan kejenuhan pada pekerjaan dapat menimbulkan rasa malas. Kemalasan menyebabkan seseorang menunda-nunda pekerjaan sehingga kita tidak dapat menjalani hidup dengan sepenuhnya.
Selain itu, syarat utama dalam menggali potensi diri yaitu jika kita percaya pada kemampuan dan kekuatan kita sendiri. Tanpa kepercayaan diri, kita akan ragu-ragu dalam segala tindakan kita, bahkan kadang-kadang dapat menyebabkan kita tidak berani berbuat apapun. Kepercayaan diri ini sedikit dipelajari karena kepercayaan diri terbentuk secara perlahan-lahan dalam kehidupan kita. Banyak orang yang merasa tidak mampu berbuta apa-apa dan merasa tidak sebaik orang lain. Mereka merasa akan selalu gagal dalam segala hal sehingga tidak berani berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain, akhirnya banyak yang memilih tidak melakukan apa-apa. Mereka kurang menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini dan dapat melakukan apa saja. Disamping kita dapat melakukan banyak hal, masih ada banyak hal pula yang tak dapat kita lakukan. Sehingga apabila ada sedikit banyak diantara kita yang merasa bahwa diri kita ini rendah atau terbatas, entah perasaan itu berasal dari keadaan fisik atau mental, maka kita harus berusaha memperoleh kepercayaan diri yang dibutuhkan dan sadar akan keterbatasan diri yang ada pada diri kita. Kesadaran akan keterbatasan diri bukan berarti bahwa kita menerima nasib begitu saja. Kesadaran akan keterbatasan diri berarti mengetahui akibat dari keterbatasan itu dan bertindak sebaik mungkin dalam kondisi yang ada.
Kita dibekali oleh Tuhan untuk dapat berpikir dan berkembang. Tidak ada kata terlambat untuk mengerjakan hal-hal yang kita inginkan. Kita harus maju dan melakukan apa saja yang kita inginkan. Kita perlu menjebol keterbatasan kita, juga dapat mengoreksi diri kita sendiri. Dalam bidang apakah yang kita kuasai untuk dapat dikembangkan. Sudah barang tentu kita semua ingin menjadi diri yang khas. Itu biasa dan amat normal, dan sekian banyak manusia di dunia adalah istimewa. Tak seorangpun di dunia ini pernah dan akan persis sama seperti kita. Kita tak ada duanya. Tetapi kita belum sempurna menjadi diri kita dan masih harus terus berkembang. Kita masih berada dalam proses menjadi semakin khas. Oleh karena itu, biarkanlah diri kita berkembang sekarang ini juga, sebab waktu kini adalah kesempatan yang tak bakal terulang kembali. Finally, keep fight n’ chayo!!!
comment